
- Maret 11, 2025
Cerdik Cegah Hipertensi Pada Saat Puasa
“Hipertensi adalah kondisi besarnya tekanan di dalam pembulu dahrah ketika cairan darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah dikendalikan oleh sistem tubuh yang kompleks serta faktor lingkungan yang ada di sekitar kita.
Pada beberapa kondisi, tekanan darah juga dipengaruhi oleh faktor kebiasan di dalam keluarga. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh:
1. Gaya hidup, misalnya kebiasaan kurang istirahat, kebiasaan merokok, kebiasaan makan dan minuman dengan kadar garam yang tinggi bahkan kebiasaan kurang beraktivitas fisik serta tingkat stres yang tinggi juga dapat mempengaruhi tekanan darah.
2. Lingkungan kerja yang panas dan bising serta terdapat bahan kimia tertentu juga dapat menjadi faktor terjadinya hipertensi.
Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi, namun terdapat batasan, sehingga diperlukan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit ini. Penyakit ini sering disebut silent killer karena potensi kematian bagi penderitanya.
Saat ini hipertensi menjadi masalah di dunia, sebab penyakit ini adalah salah satu faktor risiko penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes maupun stroke. Hipertensi adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dialami masyarakat. Berdasarkan Riset kesehatan daerah (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena berlangsung tanpa adanya keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya mengalami hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ akibat komplikasi hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah yang terjadi dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak diobati. Apabila tekanan darah yang terlalu tinggi pada akhirnya menyebabkan kerusakan pada sistem pembuluh darah ginjal maka komplikasi yang terjadi adalah gagal ginjal, begitu juga apabila kerusakan yang terjadi di sistem pembuluh darah otak maka komplikasi yang akan terjadi adalah serangan stroke. Kondisi yang sama juga terjadi pada jantung, mata serta organ tubuh lainnya.
Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti menghentikan kebiasaan merokok, kebiasaan minum beralkohol, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian hipertensi adalah melalui perilaku “CERDIK”, yaitu: Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress.
Perubahan pola hidup dengan upaya CERDIK beserta upaya pengobatan yang teratur serta pemeriksaan kesehatan berkala adalah bentuk untuk mencegah terjadinya komplikasi. Marilah kita secara CERDIK mencegah terjadinya hipertensi serta melakukan pengobatan yang rutin apabila sudah mengalami kondisi hipertensi. Obat anti hipertensi tidak menyebabkan kerusakan ginjal, justru kondisi tekanan darah tinggi yang tidak terkendali adalah pemicu utama kerusakan ginjal. Ayo kita CERDIK cegah hipertensi!”


