- Juli 15, 2025
Bambu Tada Tetap Hidup
“Puluhan bambu menghentak lantai SDN Kobe, Weda Tengah, Halmahera Tengah, Maluku Utara, pada Sabtu 24 Mei 2025. Alih-alih mengganggu, hentakan tersebut justru menghasilkan irama nan ritmis yang kemudian berpadu dengan lengkingan suara dari Edy Mamesah.
Edy adalah salah satu seniman musik tradisional di Halmahera Tengah yang masih terus berkarya meski telah memasuki usia senja. Ia bersama kawan-kawannya membentuk kelompok musik tradisional bambu tada, alat musik yang dibuat dari potongan-potongan bambu dari berbagai ukuran.
Kelompok musik tradisional tersebut menarik perhatian PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Superintendent CSR IWIP, I Gede Pandu Wirawan mengatakan, sebagai perusahaan yang berada di Halmahera Tengah, tentu saja memiliki tanggung jawab pada kelestarian budaya.
“Kita ingin melestarikan budaya yang ada di Halmahera Tengah, salah satunya adalah musik tradisional bambu tada,” ucap Pandu dalam kegiatan peresmian pelatihan musik bambu tada terhadap murid-murid di SDN Kobe.
Pelatihan ini adalah bentuk komitmen perusahaan dalam menjaga nilai-nilai leluhur yang terdapat di Halmahera Tengah. Murid-murid tersebut akan menerima pelatihan musik bambu tada dari Edy dkk sebanyak dua kali dalam sepekan. IWIP telah menyiapkan dana sebesar Rp149 juta guna mendanai kegiatan tersebut.
Pandu berharap siswa-siswi di SDN Kobe dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaikbaiknya. “Karena ke depannya, bukan lagi Pak Edy yang akan menggeluti musik ini, tapi adik-asik semua sebagai generasi penerus.”
Kepala Sekolah SDN Kobe, Hendritta Humune mengapresiasi program pelestarian seni-budaya ini. Menurutnya, program seperti ini sangat baik dan mulia. “Melalui kegiatan ini dapat melahirkan tunastunas baru atau generasi penerus dalam seni tradisional.”
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada PT IWIP yang telah memberikan perhatian terhadap murid-muridnya agar semakin mencintai budaya di Halmahera Tengah.”









